Minggu, 05 April 2020

Oktober 2015

Oktober 2015
Perjalanan yang salah, baru ku mulai
Disamping itu, itulah yang ku inginkan
Kebahagiaan yang menemaniku sehari-hari
Suka duka yang membawaku dalam kedewasaan
tumbuh sejak saat itu

Sempurna...
Segala sesuatu nya, terlihat begitu sempurna
Melengkapi egoku, akan kerinduan
Melengkapi egoku, akan kehangatan
Memenuhi kehidupanku dan mengajarkanku untuk tumbuh

Siapa bilang aku salah?
Seluruh dunia...mengatakan bahwa aku salah

Namun
Aku bergeming
Aku bertahan
karena jika aku tak pernah terjun pada jurang kesalahan
maka akupun tak pernah menemui arti dari sebuah kebenaran

memang semuanya sulit
tapi itu terjadi, dan untuk beberapa saat di dunia ini,
aku merasakan menjadi manusia
yang merasakan kehangatan
yang merasakan kasih dan sayang
yang menuntut untuk dibimbing
yang menuntut untuk diberi kasih
yang menuntut untuk dipenuhi
yang aku rasakan sebagai sebuah keluarga

walau hanya semu

Katakanlah aku naif
Namun...
Faktanya aku bahagia dan
aku tumbuh

Tidak pernah hari-hari kulalui tanpa sebuah pembelajaran

Aku
orang yang selalu belajar dari apa yang terjadi dalam kehidupanku
yang terus membimbingku hingga hari ini
pada saat aku jatuh terpuruk
hingga aku mampu berdiri lagi
kemudian jatuh lagi...
dan berdiri lagi....

Aku
adalah orang yang rapuh
dan mudah terlukai
apabila itu menyangkut tentang hati

Aku
bisa menjadi orang yang angkuh
yang mengatakan pada dunia bahwa
aku adalah orang yang berprinsip
padahal sebenarnya aku adalah orang yang lemah
apabila itu menyangkut tentang hati

Aku
adalah orang yang berkesadaran tinggi
namun juga aku orang yang lemah hati

Aku
adalah manusia biasa
yang menuju jalan kebangkitan
melalui proses yang menyakitkan
semuanya akan berakhir pada waktu nya

Aku
cukup menyadari
bahwa segalanya tidak akan pernah abadi di dunia ini

dan Aku
pernah menikmati hari-hari indahku
dahulu kala......

dan mungkin sudah saat nya aku
menikmati segala kesedihanku
menikmati segala keterpurukan yang
menjadi satu
bertumpuk tanpa pernah aku mampu mengubah rancanganNya

(to be continued)
NICI


Kamis, 13 September 2018

Mempercayakan Diri Pada Diri Sendiri

PadaNya, aku menyerahkan segala putusan

Padaku, aku meyakini bahwa semua akan teratasi
Mempercayai bahwa aku memiliki kekuatan dalam kelemahan yang t'lah lama aku miliki
Menjadikan aku sebagai seorang yang mampu menafikan
Segala bisikan-bisikan yang melemahkan, yang meremehkan serta menjatuhkan

Mempercayai bahwa aku memiliki ribuan cinta dalam jutaan keburukan yang mendarah daging
Melumpuhkan keangkuhan, yang memancing emosi
Meredam segala murka, karena kesombonganku
Serta mampu menenangkanku dari gulungan ombak yang menyakiti

Percayalah padaku, pada aku seorang
Aku menyerahkan, menjatuhkan hati ini, bukan untuk melemahkanku

Penyesalanku..
Aku teramat meninggikannya hingga ku tak mampu menggapainya
kembali..

Aku serahkan semua urusan, padaku..
Segala tanggung jawab ... hanya padaku seorang
Aku percaya, aku sanggup melewati ini
Walau berbagai cibiran menyerang..
meluluh lantakkan asa, menjatuhkan air mata
Segala pisau tajam seolah merajai lingkar duniaku
Menghunus perih, jauh tertancap di dasar hati

Setapak demi setapak ku lalui
Lemparan kerikil sedikit mengusikku
Kadang aku berbelok, ke kiri dan ke kanan
Raut muka masam dari mereka, terukir jelas didepan wajahku

Aku tetap bergeming..
Aku tetap dan mampu percaya kepada diriku ini
Yang lusuh yang tak berarti
Yang lemah yang terlalu sering disendirikan dan menyendirikan diri
Namun aku harus menikmati, saat-saat aku meniti asa
Untuk mengembalikan kepercayaan diri
ku kembali...

Disaat aku lemah, aku terkulai
Namun aku tak memanjakannya
Disaat aku kuat, aku terbuai
Dan akupun sering lupa diri
Dan disaat aku terjatuh, aku terjerembap
Tak bernafas, dan akan ku biarkan

Karena aku percaya..aku mampu untuk tetap hidup.


Dan aku mampu dan mau untuk berbahagia (lagi)
Itu alasan mengapa diri ini mengharuskan untuk tetap hidup, tegap berdiri
Walau angin dari segala arah mencoba menerpa...


dan Itulah alasan mengapa aku percaya kepadaku, pada diri ini serta Tuhan
Yang Maha Menguatkanku

Nici2015

September 2018

Sudah lama aku tidak menulis..
Terakhir aku baca postingan di blog ku, itu januari 2017.
Hahahaaaa...lama betttttttt yayyyy!!

Btw, aku baru sembuh dari penyakit sinus ku..
Dan well, aku tetep harus melawan sakit ini sendiri..
Ada sih teman, tapiii ya hanya sebatas "menemani", bukan "menemani" seperti yang aku harapkan..hahahaa

Oia, ada banyak ilmu yang aku dapatkan ketika itu, sebagian ilmu tentang penyakitku, sinus dan sebagian lain mengenai hidup.

Kamis, 6 September 2018
Sinus ini kumat, gak bisa ngapa2 in coba...hadehhhhh

Jumat, 7 September 2018
Lumayan, demam turun tapi aku harus beli obat ke apotek, resep nya dari rekan kantor ku. Obat sinus ku : Lapifed (untuk sinus, sejenis rhinos), Mefenamic Acid (penghilang nyeri) dan Cetirizine (untuk radang/painkiller dari dokter aku sebelumnya)

Sabtu, 8 September 2018
Sudah gak demam, pusing sudah sedikit membaik, tapii aku butuh udara segar. Akhirnya aku ikut seseorang kesuatu tempat.

(Oia, aku punya seorang anak didik, laki-laki. Anak ini bandel sekali sebelumnya, sekarang duduk di kelas 2 SD)

Ada satu kejadian, yang membuka mataku, bahwa, aku tidak bisa apa-apa, bukan aku yang merubah dia, bukan aku yang mampu mendidik dia dan bukan pula aku yang menentukan masa depannya, aku manusia tidak bisa berbuat apapun, kita tidak akan pernah mampu merubah apapun kecuali atas kehendakNya, Allah SWT.

Mungkin, tangan dingin ku sedikit berpengaruh atas perubahannya, namun tidak semua.
Mungkin..segala contoh tindak tanduk dan sikap dari baik dan buruk yang aku tunjukkan, bisa menjadi contoh baginya, tapi tidaklah sempurna.
Dan mungkin..segala rasa sabar, amarah, kecewa, bangga, dan yang tidak bisa disebutkan satu persatu, memang telah menjadi salah satu pengganti sosok orang tua dalam dirinya, iya itu benar...namun hanya sebagian kecil saja...

Aku bersikeras mampu dan mudah untuk merubah tabiat nya, untuk merubah atitudenya dan merubah pola pikirnya, namun aku lupa...bahwa Sang Penentulah yang berhak melukis kisah anak manusia, bukan aku...yang hanya seseorang yang hina.

Aku bersikeras untuk mencetaknya menjadi sang juara, untuk menjadi sang bintang dalam hidupnya, untuk menjadikannya kebanggaan dalam keluarga, namun aku lupa...bahwa dia adalah manusia, dia bukan kanvas yang bisa aku lukis sesuka hatiku.

Saat itu aku tersadar, bahwa dalam segala ke-perfeksionis-an ku, aku memiliki Allah yang Maha Agung.

Bukan aku yang sanggup menjadikannya memiliki hidup yang sempurna, tapi aku hanya mampu untuk menghantarkan sampai di depan pintu gerbang kehidupannya..saja. Sisanya, hanya Doa dan harapan yang tulus dari orang tua yang akan mampu melukisnya serta menjadikannya seperti apa dia kelak ketika tumbuh dewasa.

Jangan takut terjatuh, jika engkau masih ingat Allah.
Jangan pernah takut untuk bermimpi, tapi takutlah jika kamu tidak mampu untuk bermimpi, karena pada saat itu, mungkin kamu telah mati.

Akhirnya, aku memutuskan..bahwa mungkin saat ini aku dan bocah itu telah sampai di depan pintu gerbang kehidupannya.

Saat nya dia untuk berlari sendiri, mungkin...aku tidak tahu.
Yang jelas, tampak sekali bahwa, aku terlalu jauh menggiringnya, mungkin dia lelah...

Namun, didalam hatiku yang paling dalam, Doa yang tulus dariku akan selalu mengiringinya.

Sedih dan kecewa dalam setiap kegalalan, pasti akan selalu terbayang, namun cinta kasih yang tulus dan jujur tidak akan pernah terbayar oleh apapun.

Minggu 9 September 2018
Hari yang cerah untuk ku buka lembaran baru. Dari mereka yang mungkin tidak "memperhatikan" aku ada.

Senin 10 September 2018
Life is beautiful.
Rasa sakit itu indah jika kau mampu menghargai arti dari "SEHAT".
Rasa kecewa itu indah jika kau mampu melihatnya tidak dari sudut pandangmu, ber-alih-lah ke sisi sebelahmu, untuk melihatnya.
Rasa Bahagia itu nyata, jika kau mampu mengolah sakit hati mu menjadi sebuah ketulusan, yang belum tentu orang lain miliki.


So...
Create what you wanna feel...
Ciptakan apa yang ingin kamu rasakan.
Jika kalian ingin bahagia, jangan buat dirimu terpuruk dalam luka (kecewa).
Jika kalian ingin bahagia, jangan takut untuk melawan keinginan hati (untuk emosi).
Daannn jika kamu ingin bahagia, buatlah orang disebelahmu tertawa, kita akan lihat apa yang akan kalian temukan disitu...ya..disitu, saat kau melihat orang disebelahmu, menghargai keberadaanmu.


Nici 10091815:31
JAKARTA

Jumat, 20 Januari 2017

Salah kah saya sebagai umat Muslim, mengagumi Ahok?

Salah kah saya sebagai umat Muslim, mengagumi Ahok?
  1. Mengagumi cara bertindak tegas beliau kepada oknum2 korup yang mencari celah melakukan pencurian uang rakyat untuk memperkaya diri demi kepentingan pribadi dan golongannya?
  2. Mengagumi keberanian beliau menjalankan peraturan sesuai dengan undang2 yang berlaku.
  3. Mengagumi ketegasan beliau terhadap oknum/warga yang masih membangkang dalam rangka menghambat kinerja lapangan demi menciptakan lingkungan/suasana JKT yang rapi, bersih dan sehat yang saat ini tengah diproses oleh beliau?
  4. Mengagumi cara berpikir beliau yang terlihat to the point, simpel dan cerdas?
Tidak ada manusia yang sempurna. Dibalik suatu sisi positif, pasti ada sisi negatif sebagai penyeimbang yang menegaskan bahwa Manusia adalah Makhluk Ciptaan-Nya. Karena yang Maha Sempurna hanyalah Allah SWT.

Sebagai manusia biasa, yang bernegara, beradab dan memiliki Pancasila sebagai dasar negara dimana point yang pertama (yang paling utama) adalah "Ketuhanan Yang Maha Esa" yang menegaskan bahwa kita tunduk kepada Allah SWT dengan berbagai macam cara tergantung dari Agama masing-masing, hendaknya kita dapat:
  1. Menyadari bahwa "sesuatu yang positif, sesuatu yang baru, sedang diperjuangkan/dilakukan/diproses oleh Ahok" untuk mengusahakan membuat perbedaan kepada Kota Jakarta, apakah bisa Jakarta bebas banjir, Jakarta bersih dan sehat tidak kumuh lagi, Kemacetan Jakarta berkurany g.
  2. Membantu beliau dengan mendoakan kepada Allah SWT, pasrahkan saja kepada Dia yang Maha Kuasa.
  3. Percayakan kepada beliau.

Sebagai warga negara, saya memiliki pandangan bahwa saya yakin..dan semua pasti paham, dimana disaat pilkada, untuk semua calon pejabat memiliki penggemar masing2, dari warga kalangan bawah sampai warga kalangan atas, semua mengelu-elukan.
Ketika terpilih.....warga senang.
Ketika mulai bekerja, menjalankan program2 pemerintahan...warga memantau.
Ketika ditengah jalan melayani warga...muncul oknum oposisi, yang ditugaskan merecoki dan menimbulkan kesan negatif.
Ketika gesekan semakin membara, beberapa oknum yang kontra dengan pemerintahan yang sedang berjalan, membentuk aliansi gabungan untuk bekerja sepanjang waktu demi menciptakan suasana yang dibuat seolah2 "ini keinginan warga untuk Bapak mundur dari jabatan karena Bapak dianggap GAGAL"

Guys, menjadi pelayan warga/rakyat itu tidak gampang. Semua disorot, timbul opini negatif padahal kenyataannya tidak demikian. Taruh lah mereka khilaf, atau mungkin kelupaan, beberapa hal masih belum disentuh oleh pemerintahan, ya tugas kita MENGINGATKAN, bukan hanya MENGGUGAT semata.

Saya paham, birokrasi kadang kurang berpihak pada warga/rakyat yang membutuhkan, namun apa susahnya MENYAMPAIKAN (yang saya maksud, bisa dengan SURAT PEMBACA, CUITAN MELALUI TWITTER, SURAT dll)

Jika MENYAMPAIKAN tidak didengar, maka gunakan hak menyampaikan ASPIRASI dengan cara BERDEMO, aksi damai. TIDAK MENGHUJAT, TIDAK MEMAKI, TIDAK MENYULUT EMOSI DAN PASTINYA TIDAK MEMBAWA HAL2 YANG BERBAU SARA.

Banyak kok aksi damai yang tidak berujung pada tindakan anarkis dari pendemo. Dengan begitu, terlihat lebih demokratis dan mencerminkan bahwa manusia Indonesia cerdas2.

Saya tidak memiliki ktp DKI dan pastinya saya tidak ikut pilkada. Tapi saya hanya menyampaikan aspirasi saya sebagai Warga Indonesia mengenai sosok pemimpin yang berani mengambil langkah nyata, yang saat ini sedang dimiliki Indonesia lebih tepatnya Jakarta. Mungkin banyak contoh pemimpin2 lain yang seperti Pak Ahok ini di Indonesia, Bu Risma salah satunya.

Serta pemimpin2 daerah lain, yang mungkin belum terdengar di media massa yang saya yakin sedang berusaha membangkitkan daerah masing2.

Sebagai penutup, saya ingin menyampaikan bahwa siapapun yang menjadi pemimpin, dia adalah kiriman Allah SWT untuk membantu melayani warga/rakyat nya. Karena tidak ada sesuatu yang tidak disengaja, semua sudah digariskan. Oleh karena itu, dukung pemerintahan, berikan kritik yang membangun dan jauhi hal2 negatif yang dapat merusak pola pikir kita sebagai manusia yang bersaudara.

-Nici210117-
02:28pm

Minggu, 18 Desember 2016

Berdamai dengan ketidak nyamanan ku

Apa yang ku hadapi saat ini
Pernah ku lalui
Raga seakan menolak
Namun hati ini jenuh
Pikiran ku lelah..

Mengapa de ja vu ku kini
Harus terulang
hingga ribuan jalan ku lalui sama

Sungguh aq tak ingin
Apa aku harus berbalik dan kalah?

Sabtu, 02 Januari 2016

DiA

Aku sayang dia dengan logika
Aku mencintai dia dengan terbuka
Pabila aku bukan yang terbaik untuk nya
Aku akan mundur dan akupun sanggup
memberinya cukup ruang dan waktu
untuk dia menemukan sosok yang mampu
membuatnya bahagia.

Namun saat ini, aku hanya melihat dengan hati, merasa dengan akal..
Saat ini, aku untuknya dan dia untukku..

Take Care baby.
Nici
030116-Mcity

Sabtu, 07 November 2015

Ini AKU.

Gue juga manusia
Gue bukan ciptaanNya yang lebih sempurna dari Para UtusanNya
Gue tempat salah dan dosa

dan Gue punya hati dan otak
Gue lahir di bumi, hanya sebagai manusia biasa
sama kek kamu

Gue, org nya sabar
jauh dilubuk hati gue, gue org nya ekspresif, temperament, egois dan baper (kalau bahasa jaman skrg)

tapi lebih jauh lagi dilubuk hati terdalam
Gue org nya penurut dan selalu mengalah

Apa salah klo Gue mengharapkan seseorang
memperlakukan Gue selayak nya Gue memperlakukan dia?

Gue ikutin kemauan kamu
apapun itu
Gue gak pernah yang namanya perhitungan

Gue ikutin, kalau memang harus berjuang jatuh bangun sendiri..an

berjalan disebelah orang yang sibuk dengan "Dunia Maya nya"

berjalan bersanding dengan orang yang
sibuk bercengkrama dengan orang lain melalui satelit kecanggihan teknologi
yang untuk menoleh ke arah ku pun,
itu tak sempat

( 2 paragraf di atas, hanya perumpamaan, intinya..Gue sibuk ngejagain orang, perhatiin orang, sayangin orang dimana orang itu ga pernah anggep Gue Penting buat hidup dia, Gue dicari saat dia lagi pengen sesuatu.....dikata Gue Gojek kali yaak huffffttt)

Gue bukan seseorang yang diinginkannya
Dari cara dia memperlakukan Gue, beda
dengan Dia memperlakukan orang yang memang benar2 dia suka

Gue selalu mendengar dia bercerita tentang orang-orang yang pernah hidup di masa lalunya

Dan cerita itu berbanding terbalik 180'
dengan keadaan Gue dan Dia sekarang ini.

Sungguh beruntung orang-orang itu yang mendapatkan perhatian penuh dari manusia ini, manusia yang Gue sayangi.

Ngerasain jalan berdua bareng Dia, tapi Gue berasa..kaki Gue pincang. Tapi gue terus jalan.....dan itu tanpa uluran tangannya.

-kurang lebih seperti itu lah..lebih jelasnya hubungan Gue saat ini-



-Nici-