Senin, 20 April 2015

Hati

Hai aku,
Ya..aku
Aku akan berkisah tentang aku sepenuhnya
Apa yang sedang aku lakukan
Apa yang ada disekelilingku
dan apa yang sedang kurasakan

Ini bukan puisi, apalagi cerita pendek
Ini bukan tentang dia ataupun mereka
Ini hanya ketikan tak bermutu
Dari seseorang yang bahkan bukan si kutu buku

Percayalah, akupun tak tahu menyebut
nya sebagai apa..
atau mungkin hanya curahan hati semata
yahh....sebut saja demikian.

Sekiranya ada kalimat yang pantas
Tak harus terkenal ataupun tenar
Yang membuat ketikan ini sedikit berkelas
dengan kisah yang tulus dan jujur walau tampak datar

Aku ingin memulai dengan..
Hatiku.

Hati ini mungkin selalu siap untuk menyayangi,
tapi aku tidak percaya, toh dia selalu lemah
Tak berkutik ketika terkulai
Yang aku percaya, hati ini tak pernah mengingkari
apa yang sedang dirasakannya..

•••••

Saat itu, saat aku pernah terjatuh.
Seburuk-buruknya keadaanku dimana aku
merasakan sakit untuk yang ke dua kali nya
setelah aku sepenuhnya menyayangi

Hahaahaaa
aku tertawa bukan pura-pura
Ini jujur aku mengetik nya dengan tersenyum
dengan anganku yang kembali dimasa itu
dan dengan suara di dalam hati ku yang..
memang tertawa
bola mataku yang bergerak memutar,
berusaha untuk mengingat
betapa bodoh nya aku saat itu

Seperti yang banyak terjadi,
kisah manusia di muka bumi
entah sinetron ataupun realita
fakta bahwa naluri manusia adalah untuk
mencintai dan menyakiti
telah aku buktikan

Aku tidak pernah menyalahkan siapapun
Mencintai, menyayangi adalah hal yang
tak pernah bisa dipaksakan
Melakukannya tidaklah salah
Melakukannya bukan suatu kekejaman
Namun, apabila aku menarik-narik fakta
dan aku menginginkan jawaban
siapa yang pantas untuk disalahkan..
maka...
Satu-satu nya yang pantas untuk disalahkan adalah
Aku.

Aku lah yang bersalah..
Aku salah bukan karena aku berani jatuh cinta
atau karena aku berani jatuh cinta padanya
atau karena aku telah memberikan seluruh
hati, jiwa dan ragaku pada nya

Bukan...bukan itu semua...

Namun,
Aku mengaku bersalah karena aku tidak berani
mengambil resiko dari keberanianku mencintai nya.

Berani jatuh hati "padanya"
seharusnya merupakan resiko besar bagiku
namun aku bergeming

Pura-pura lupa kalau itu hanyalah semu
tak bermasa depan
Aku hidup dalam mimpi.

•••••

Aku jatuh..terluka parah
Hatiku hancur tak berbentuk
Tubuh ini serasa tak bertulang
Mata seperti buta
Telingaku tiba-tiba tuli
Raga ini hancur lebur
Tanganpun tak mampu menggenggam lagi
Yaaaa...dunia ku bagaikan kiamat sejenak.

Telah kuterima, resiko besar itu
ya aku menerima sakit dari keberanianku
jatuh hati padanya

Sekali lagi aku hidup dalam mimpi
namun kali ini mimpi buruk.

•••••

Aku berlomba dengan waktu
mencari siapa yang terkuat
siapa yang paling gagah
siapa yang mampu berdiri paling akhir
Apakah aku, waktu atau kehancuranku..

Seperempat perjalanan terasa berat bagiku
banyak jalan terjal berbatu
tak jarang ada jurang tiba-tiba yang memaksaku
untuk terpeleset jatuh ke dalam nya
sering pula keheningan malam, dingin
menusuk tulangku

Setengah perjalananku
Aku sudah mulai terbiasa
uhmm...atau lebih tepat nya "membiasakan diri"
dengan kegelapan malam
dengan batu-batu tajam
dengan kelokan berliku ditiap sisi-sisi tebing
dengan bisikan-bisikan aneh yang kadang mengusikku

Sepertinya gugusan pelangi mulai menggodaku
Sayup-sayup terpaan angin mulai
membelaiku
Hangatnya sentuhan mentari mulai
menyapaku

Benar, Kini aku mulai terbiasa

•••••

Kalian mungkin tak paham yang aku ketik ini
yahh karena seharusnya cuma aku yang memahami
apa yang terjadi

Mungkin secara tersirat, kalian mengerti
Namun secara mendalam, kalian tidak memahami siapa aku sesungguhnya

Heheee
Karena aku sedang berusaha,
Dipenghujung waktu, yang mampu
berdiri paling akhir, adalah AKU

Aku tidak membutuhkan pemahaman
Namun, hanya beri aku kesempatan
maka akan kugunakan kesempatan itu
sebagai jalan menuju kesuksesanku

Kesuksesan ku untuk mampu melalui
jalan terjal itu bukan sebuah pilihan
Tapi itu mutlak.

Harga mati untuk sebuah ketetapan hati.

•••••

Percayalah, hati ini tidak pernah salah
Hati ini jujur apa adanya
dan hati ini akan selamanya menyayangi

Dan aku berdiri saat ini,
Dengan hati yang baru
Yang berhasil lepas dari jeruji yang melemahkan

Bukan untuk membenci
Namun, berusaha untuk mengerti
Bahwa jatuh hati tidak selamanya untuk bermain angan, terbuai dalam mimpi

Kadang aku menerima pahit hanya untuk
belajar bersyukur ketika aku menerima manis nya

Dan aku pastikan,
Hati ini akan selalu menjalankan kodratnya
untuk mencintai dan menyayangi
Walau tidak ditempat yang sama
dan pada saat yang sama



Nici


Minggu, 19 April 2015

Sok Kuat

Hahhhhh
Fiuhhhhh....

Terjawab sudah, apa yang paling mengganjal di hati dan pikiranku
Ternyata selama ini, aku bergaul dengan robot

Yah Robot.
No Offense please..
But, yep!!
That's the truth.

Dipaksa melakukan
Harus melakukan
Disetting melakukan
Disistem untuk melaksanakan

Padahal tak seharus nya seperti itu...
Jika seperti itu, maka tak salah aq menyebut nya ROBOT.

Hidup tanpa Indera ke 6,
Hati.
Bukan manusia, melainkan robot.

Hidup tanpa empati,
Bukan manusia, melainkan robot.

Hidup tanpa bersosialisasi,
Memiliki dunianya sendiri,

seperti:
"jika kau ingin, silahkan masuk..duniaku
terbuka untuk siapapun...
Jika tidak, tak masalah, bahkan akupun
takkan pernah berpikir untuk masuk
ke duniamu..."
kata nya

Yah, benar.
Dunia yang bagaikan tameng untuk nya.
Mempersilahkan siapapun masuk,
dengan berbagai jamuan dan perangkap
yang sempurna

Namun, dia menolak
untuk sekedar memastikan bahwa
ada dunia luar yang bisa dijamahnya
Entah penuh dengan jamuan ataupun
perangkap...

Yang pasti, dia tidak pernah ingin tau jawabannya
Yang bisa saja dunia luar itu penuh dengan jamuan, bisa saja...
ya bisa saja..

Namun dia memilih untuk tak memilih
Tiada pilihan, mutlak.
karena dia memilih untuk berada di balik
jeruji KEKUATANNYA

Berada dalam bayang-bayang KEKUATANNYA
Berada di balik tembok KEKUATANNYA

Yah, anda mungkin orang KUAT.
Tapi apalah arti kekuatanmu sebelum
kekuatanmu mampu dan berarti untuk
membantu orang lain yang membutuhkan.

Kau tidak bisa dibilang KUAT
sebelum dibuktikan.
Keluar dan lihat lah dunia
Disana kau akan tau, apakah kekuatanmu begitu berarti atau
hanya kekuatan semu belaka..




Nici
The Last Weapon.

Rabu, 15 April 2015

Yang kamu tau, Kamu tidak pernah tau bahwa...

Yang kamu tau, aku ada disini
Disaat seperti sekarang ini
Aku pernah sedang mengusahakan sesuatu
Sesuatu yang mungkin sekarang bisa dibilang, sia-sia

Tapi bukan itu intinya
Yang pasti, aku telah berusaha semampuku
Dan jikalau ternyata itu sia-sia,
Setidaknya aku tau hasil dari semua
yang pernah aku usahakan
Daripada mati penasaran??!

*****

Yang kamu tau, aku ada
Ya benar

*****

Saat tau bahwa kamu tidak sedang
baik-baik saja..
Ku kayuh sepeda, menemuimu
Berpeluh di bawah terik matahari
Basah diguyur hujan
Bahkan jarakpun tak menjadi pertimbanganku
Asal bisa menggapai dan menghiburmu
Berharap kau mau berbagi duka denganku

Sesaat aku melihatmu menangis
ku berikan tisu itu

Sesaat kau sedang murung dan gelisah
ku jadikan AKU badut
Ku lakukan secara sukarela untuk mengembalikanmu
mengembalikanmu pada posisi bagaimana
kamu seharusnya (ceria)
Melihatmu tertawa, melihatmu tersenyum

aku relakan menjadi bulan-bulanan mu
asalkan kamu tetap berdiri tegar dengan kembali riang

Saat malam itu
Saat hujan lagi
Aku paksakan diri untuk berlari menuju kesana
Ke tempatmu dimana kamu membutuhkan sekotak makanan

Ya, begitulah
Aku tak pernah ragu untuk melakukannya
Asal kau bisa tetap tersenyum

Aku tak pernah membutuhkan alasan
mengapa aku harus melakukannya

Aku tak pernah meminta alasan
mengapa aku harus melakukannya

*****

Yang kamu tau, aku menjengkelkan
Ya..mungkin kamu benar

Saat aku ingin meluapkan sesuatu
Aku tak membutuhkan syarat apapun

Namun jika aku berada dalam posisimu
Dengan semua hal yang pernah dulu kamu pintakan...
Haruskah itu disebut menjengkelkan??

*****

Yang kamu tau, AKU hidup
Tidak. AKU sudah mati.
Baru saja mati.

Tau mengapa??

*****

Dikala kamu mendorongku jatuh
Membuangku jauh-jauh
Mengacuhkan aku saat aku sekarat
hampir mati, tersiksa antara batin dan penyakit betulan
Berpaling saat aku benar-benar meniti jalan
untuk kembali merangkak naik, berdiri sendiri
Menoleh sedikit pun tidak, saat aku
berkali-kali memanggil namamu

Aku pastikan, aku tak pernah memanggil
namamu saat aku sedang terjaga
Aku tau aku tidak sedang terjaga..saat itu

Aku lihat ragaku tergeletak,
jauh di bawah sana
Lemas, entah sudah tidak atau masih bernafas

Yang aku tau hanya,
Rintihan namamu yang keluar dari bibir lemah ini

Namamu abadi
Tanpa perlu susah payah mengingat
mengeja atau bahkan membuka buku catatan

Nama seorang yang aku lupa
menyebut dan menganggapnya sebagai apa
Tapi yang pasti, seorang yang pernah berarti
berarti menjadikanku hidup
dan menjadikanku mati

Dan aku tetap sekarat pada saat itu
3 kali panggilanku, tak ada yang kau hiraukan

AKU dulu sekarat
dan kini mati.

Selamat tinggal

Kau kini tak perlu susah payah
membuang tenaga untuk emosi
karena aku yang terlalu mengkhawatirkanmu

Kini kau tak perlu bersusah-susah
mengumpulkan tenaga untuk berbohong
tentang menutupi sesuatu yang bahkan
aku tak pernah boleh untuk tau

Kini kau tak perlu bersusah-payah
meluangkan tenaga untuk menolak
segala apa yang ku pinta
karena itu tak kan pernah terjadi lagi
aku pastikan tidak akan pernah

karena AKU sudah mati

Kini kau tak perlu susah-payah
merepotkan diri karena aku
aku yang selalu mengganggumu
aku yang selalu meluapkan segala kekecewaanku padamu
aku yang tidak pernah mengaggap semua
niat baikmu
aku yang tidak pernah menganggapmu wajar
katamu seperti itu

Dan aku pastikan, itu takkan pernah terjadi lagi

AKU tidak mau merepotkanmu lagi
dengan segala ulahku

Untuk itulah AKU matikan AKU.

*****

Yang kamu tau, kamu tidak pernah tau bahwa
AKU pernah jatuh cinta padamu

Itulah awal dari kisah yang dulu pernah indah
dan kini kosong membisu

AKU akan membuktikan bahwa
1. cinta sejati itu ada dan
2. cinta tak harus memiliki

2 pedoman hidupmu
yang pernah aku bantah
bukan berarti meng IYA kan

namun, untuk membuktikan yang pertama
maka aku harus melakukan yang kedua
secara bersamaan

Dan untuk melakukannyapun
AKU tak perlu hidup.

*****

Selamat tinggal
Selamat menempuh hidup baru
Yang mungkin kau akan memulai membangunnya
tanpa aku perlu terlibat

AKU selalu bahagia melihatmu dari sini
Tak pernah tersentuh
Tak pernah tergoyahkan

Kamu tetap lah menjadi kamu
Akan ada seseorang yang akan melengkapimu dan mengimbangimu

Selamat tinggal
Selamat tinggal mungkin untuk selamanya

Kamu pernah memintaku untuk pergi
maka AKU akan pergi

*****

Yang kamu tau, aku melupakanmu
Tidak. Tidak pernah
Kau yang meninggalkanku




Nici
Tak terungkapkan dengan kata-kata

Aku ingin berdamai dengan hidup

Aku ingin berdamai dengan hidup

Saat ku terjebak dalam selimut hangatku
Seketika itu aku membayangkan
Betapa nikmat duniaku jika:

Aku dapat menentukkan jam berapa aku memulai bekerja
Aku dapat menentukan berapa jam
aku dapat beristirahat setiap harinya
Aku dapat menentukan berapa kali
aku mendapatkan hak berlibur setiap minggunya
Aku dapat memilih siapa-siapa yang pantas
tuk jadi temanku, keluargaku...

Aku dapat memastikan apa yang pantas
aku dapatkan, penghargaan, gaji tinggi,
rumah mewah, asuransi seumur hidup,
mobil mewah, makan gratis, keluarga
yang bahagia, teman yang sempurna,
tetangga yang pengertian, jaringan internet
dengan kecepatan 2.000.000 mbps,
baterai metal dan baja untuk smartphone,
sehingga tidak diperlukan lagi charger seumur hidup,
percetakan uang pribadi, pulau pribadi,
serta fasilitas-fasilitas lain yang melengkapi

Serta, betapa indah nya duniaku
Jika hanya dibutuhkan "draging" untuk
membuatmu selalu ada di dekatku,
dimana pun aku berpijak dan melangkahkan kaki

Hal Itu sangat begitu indah
(dimimpikan)

Sampai akhirnya aku memaksakan diri
untuk bangkit dan melempar selimut hangatku
yang telah membawaku jauh ke dunia khayal
karena jarum jam telah menunjukkan
setengah jam lalu, harusnya aku sudah beres mandi (harusnya)

Aku mencoba untuk berdamai dengan hidup

Untuk membuka mataku agar lebih bersyukur
dari apa yang telah aku alami
yang telah aku lalui
yang telah aku lewati
dengan begitu indah dan tidak jarang pula
sakit yang teramat sangat

Aku bukanlah aku yang tangguh
Aku bukanlah aku yang lemah

Ini aku, apa adanya
Disaat aku ingin menangis, aku menangis
Disaat aku ingin tertawa, aku mencarinya

Aku hidup apa adanya
Tanpa skenario dan panggung drama
Kesalahanku hanyalah terlalu sering
memanjakan diri, terlalu mencintai diri sendiri
Tak pernah sekalipun terlintas
Mencoba memberi tantangan untuk
aku hadapi

Aku terlalu naif, terlalu takut dengan kenyataan
Merasa sempurna..
Padahal sampah..

Aku ingin berdamai dengan hidup
Aku ingin menjadi keras untuk hidupku
Menerima kenyataan, lalu beryukur

Menertawakan apa yang pernah di tangisi
Menangisi sesuatu yang biasanya bisa membuat aku tertawa

Aku ingin berdamai dengan hidup
Menjadi apa adanya
Berusaha untuk tak terlalu peduli
akan kenyamanan diri sendiri

Aku ingin berdamai dengan hidup
Karena aku juga ingin hidup dengan damai


Nici
Life without you, is nothing.
But I'm definetly nothing when I push you'd stay.

Senin, 13 April 2015

Kamu

Kamu..

Pernah menghidupkan aku

Meniupkan udara, sehingga aku dapat bernafas


Kamu..

Memang dulu pernah ada

Tetap sempurna walau tak mungkin bersama

Yang pernah menjadi hitam putihnya papan kehidupanku


Kamu..

Pernah begitu indah

Melupakan cara berhenti untuk tertawa

Hingga aku lupa, masih ada tangis dalam kamus hidup manusia


Kamu..

Pernah menghentikan sesaat waktuku

Jarum jam di ruangan itu seperti berhenti berdetak

Degup jantungku seolah tak terdeteksi

Naluri hati seolah tak terkendali

Aku lupa apa yang terjadi saat itu

Saat aku sedang jatuh hati


Kamu..

Mungkin menganggap aku gila

Tidak waras


Itu benar


Aku tergila-gila dengan duniamu

Aku tergila-gila dengan kebiasaanmu

Aku tergila-gila dengan semua yang kamu lakukan


Dan aku memang pernah tergila-gila karenamu


Membiarkanku merubah benang indah ini menjadi belati

Memaksaku menciptakan gunung es

dalam luas samudera, ruang privat ternyaman yang pernah kita miliki


Kamu..

Pernah bersemayam dalam jiwa ini

Aku melepasmu dengan indah


Selamat menikmati ruang hidup tanpa belati, gunung es dan tembok yang memisahkan


Aku melepasmu dengan indah


Karena kamu..

Pernah hidup sebagai malaikat tak bersayap untuk ku




Nici

Pesan Terakhir

Saat tiba waktu nya nanti
Sesuatu yang akan kau baca,
perhatikan dengan seksama
Mungkin saat itu, aku sedang mengubur
semua rasa, asa dan mimpi tentang kita
Harapan yang hanya aku yang mengharapkannya
Mimpi yang hanya aku yang memimpikannya

Benar, jikalau kau bergegas pergi
Agar tidak tergali lebih dalam lagi
Tak mengapa kau pergi
Aku sudah mampu tuk berdiri

Pengajaranmu
Pelajaran dari mu
akan makna dari "Aku dan Kamu"
telah aku selesaikan semua

Bagian demi bagian
Halaman demi halaman
Adegan demi adegan
Proses demi proses
Aku berusaha untuk memahami

Kini aku paham
Kini aku pun mengerti

Tak semua nya yang indah itu nyata
Tidak selamanya mimpi akan terwujud
Hanya bahagia yang pura-pura yang bertahan selamanya

Karena bahagia yang sesungguhnya adalah
mampu belajar memahami rasa sakit
mampu menerima rasa sakit
dan mampu melalui proses rasa sakit itu
melewati nya, menyelesaikannya dan
mampu mengikhlaskan pada akhirnya..

Terimakasih,
Pernah menjadi bagian ter-indah dalam
cerita kehidupanku
Hanya dengan melepasnya
bukan berarti aku meninggalkan

Biarkan aku kubur rasa, asa dan mimpi ini
sendiri...
yang nanti nya akan aku bingkai kembali
dihari-hari aku ingin bernostalgia

Kamu, bukan lah tidak sempurna
Tapi aku yang tidak mampu melengkapimu
untuk menggenapi seperti yang kau maksudkan
...itu bukan aku...

Salahku, yang teramat dalam menyikapi
Biarkan aku mati, dengan menggenggam semua ini
Kau tak perlu lagi merasa terusik

Aku akan menjaga aku
untuk menjaga kau agar tak terganggu
oleh ku




Nici
Nothing last forever
Even it's only "us"