Kamis, 13 September 2018

Mempercayakan Diri Pada Diri Sendiri

PadaNya, aku menyerahkan segala putusan

Padaku, aku meyakini bahwa semua akan teratasi
Mempercayai bahwa aku memiliki kekuatan dalam kelemahan yang t'lah lama aku miliki
Menjadikan aku sebagai seorang yang mampu menafikan
Segala bisikan-bisikan yang melemahkan, yang meremehkan serta menjatuhkan

Mempercayai bahwa aku memiliki ribuan cinta dalam jutaan keburukan yang mendarah daging
Melumpuhkan keangkuhan, yang memancing emosi
Meredam segala murka, karena kesombonganku
Serta mampu menenangkanku dari gulungan ombak yang menyakiti

Percayalah padaku, pada aku seorang
Aku menyerahkan, menjatuhkan hati ini, bukan untuk melemahkanku

Penyesalanku..
Aku teramat meninggikannya hingga ku tak mampu menggapainya
kembali..

Aku serahkan semua urusan, padaku..
Segala tanggung jawab ... hanya padaku seorang
Aku percaya, aku sanggup melewati ini
Walau berbagai cibiran menyerang..
meluluh lantakkan asa, menjatuhkan air mata
Segala pisau tajam seolah merajai lingkar duniaku
Menghunus perih, jauh tertancap di dasar hati

Setapak demi setapak ku lalui
Lemparan kerikil sedikit mengusikku
Kadang aku berbelok, ke kiri dan ke kanan
Raut muka masam dari mereka, terukir jelas didepan wajahku

Aku tetap bergeming..
Aku tetap dan mampu percaya kepada diriku ini
Yang lusuh yang tak berarti
Yang lemah yang terlalu sering disendirikan dan menyendirikan diri
Namun aku harus menikmati, saat-saat aku meniti asa
Untuk mengembalikan kepercayaan diri
ku kembali...

Disaat aku lemah, aku terkulai
Namun aku tak memanjakannya
Disaat aku kuat, aku terbuai
Dan akupun sering lupa diri
Dan disaat aku terjatuh, aku terjerembap
Tak bernafas, dan akan ku biarkan

Karena aku percaya..aku mampu untuk tetap hidup.


Dan aku mampu dan mau untuk berbahagia (lagi)
Itu alasan mengapa diri ini mengharuskan untuk tetap hidup, tegap berdiri
Walau angin dari segala arah mencoba menerpa...


dan Itulah alasan mengapa aku percaya kepadaku, pada diri ini serta Tuhan
Yang Maha Menguatkanku

Nici2015

September 2018

Sudah lama aku tidak menulis..
Terakhir aku baca postingan di blog ku, itu januari 2017.
Hahahaaaa...lama betttttttt yayyyy!!

Btw, aku baru sembuh dari penyakit sinus ku..
Dan well, aku tetep harus melawan sakit ini sendiri..
Ada sih teman, tapiii ya hanya sebatas "menemani", bukan "menemani" seperti yang aku harapkan..hahahaa

Oia, ada banyak ilmu yang aku dapatkan ketika itu, sebagian ilmu tentang penyakitku, sinus dan sebagian lain mengenai hidup.

Kamis, 6 September 2018
Sinus ini kumat, gak bisa ngapa2 in coba...hadehhhhh

Jumat, 7 September 2018
Lumayan, demam turun tapi aku harus beli obat ke apotek, resep nya dari rekan kantor ku. Obat sinus ku : Lapifed (untuk sinus, sejenis rhinos), Mefenamic Acid (penghilang nyeri) dan Cetirizine (untuk radang/painkiller dari dokter aku sebelumnya)

Sabtu, 8 September 2018
Sudah gak demam, pusing sudah sedikit membaik, tapii aku butuh udara segar. Akhirnya aku ikut seseorang kesuatu tempat.

(Oia, aku punya seorang anak didik, laki-laki. Anak ini bandel sekali sebelumnya, sekarang duduk di kelas 2 SD)

Ada satu kejadian, yang membuka mataku, bahwa, aku tidak bisa apa-apa, bukan aku yang merubah dia, bukan aku yang mampu mendidik dia dan bukan pula aku yang menentukan masa depannya, aku manusia tidak bisa berbuat apapun, kita tidak akan pernah mampu merubah apapun kecuali atas kehendakNya, Allah SWT.

Mungkin, tangan dingin ku sedikit berpengaruh atas perubahannya, namun tidak semua.
Mungkin..segala contoh tindak tanduk dan sikap dari baik dan buruk yang aku tunjukkan, bisa menjadi contoh baginya, tapi tidaklah sempurna.
Dan mungkin..segala rasa sabar, amarah, kecewa, bangga, dan yang tidak bisa disebutkan satu persatu, memang telah menjadi salah satu pengganti sosok orang tua dalam dirinya, iya itu benar...namun hanya sebagian kecil saja...

Aku bersikeras mampu dan mudah untuk merubah tabiat nya, untuk merubah atitudenya dan merubah pola pikirnya, namun aku lupa...bahwa Sang Penentulah yang berhak melukis kisah anak manusia, bukan aku...yang hanya seseorang yang hina.

Aku bersikeras untuk mencetaknya menjadi sang juara, untuk menjadi sang bintang dalam hidupnya, untuk menjadikannya kebanggaan dalam keluarga, namun aku lupa...bahwa dia adalah manusia, dia bukan kanvas yang bisa aku lukis sesuka hatiku.

Saat itu aku tersadar, bahwa dalam segala ke-perfeksionis-an ku, aku memiliki Allah yang Maha Agung.

Bukan aku yang sanggup menjadikannya memiliki hidup yang sempurna, tapi aku hanya mampu untuk menghantarkan sampai di depan pintu gerbang kehidupannya..saja. Sisanya, hanya Doa dan harapan yang tulus dari orang tua yang akan mampu melukisnya serta menjadikannya seperti apa dia kelak ketika tumbuh dewasa.

Jangan takut terjatuh, jika engkau masih ingat Allah.
Jangan pernah takut untuk bermimpi, tapi takutlah jika kamu tidak mampu untuk bermimpi, karena pada saat itu, mungkin kamu telah mati.

Akhirnya, aku memutuskan..bahwa mungkin saat ini aku dan bocah itu telah sampai di depan pintu gerbang kehidupannya.

Saat nya dia untuk berlari sendiri, mungkin...aku tidak tahu.
Yang jelas, tampak sekali bahwa, aku terlalu jauh menggiringnya, mungkin dia lelah...

Namun, didalam hatiku yang paling dalam, Doa yang tulus dariku akan selalu mengiringinya.

Sedih dan kecewa dalam setiap kegalalan, pasti akan selalu terbayang, namun cinta kasih yang tulus dan jujur tidak akan pernah terbayar oleh apapun.

Minggu 9 September 2018
Hari yang cerah untuk ku buka lembaran baru. Dari mereka yang mungkin tidak "memperhatikan" aku ada.

Senin 10 September 2018
Life is beautiful.
Rasa sakit itu indah jika kau mampu menghargai arti dari "SEHAT".
Rasa kecewa itu indah jika kau mampu melihatnya tidak dari sudut pandangmu, ber-alih-lah ke sisi sebelahmu, untuk melihatnya.
Rasa Bahagia itu nyata, jika kau mampu mengolah sakit hati mu menjadi sebuah ketulusan, yang belum tentu orang lain miliki.


So...
Create what you wanna feel...
Ciptakan apa yang ingin kamu rasakan.
Jika kalian ingin bahagia, jangan buat dirimu terpuruk dalam luka (kecewa).
Jika kalian ingin bahagia, jangan takut untuk melawan keinginan hati (untuk emosi).
Daannn jika kamu ingin bahagia, buatlah orang disebelahmu tertawa, kita akan lihat apa yang akan kalian temukan disitu...ya..disitu, saat kau melihat orang disebelahmu, menghargai keberadaanmu.


Nici 10091815:31
JAKARTA