Minggu, 29 Mei 2011

Sastra Tentang Kamu

Rapatkan tanganmu dalam genggaman q
Peluk aq dan rasakan aq
Betapa q tak mau kehilangan kamu
Lihat, tatap dan selami jiwa q
Kan kau temukan suatu lembah penuh cinta
Lembah penuh rasa yang ingin q bagi hanya bersamamu

Sebuah kata kan kurangkai
Sebaris kalimat kan q bingkai
Hanya dengan menatapmu
Kan q jelajahi dunia sastra…sastra tentang cinta
Sastra tentang kamu

Aq terpaku, aq terdiam dan aq membisu
Betapa sakit hati ini bila q tak menemukanmu
Menemukanmu dalam lembah cinta q
Menemukanmu di dalam sana..bagai menemukan sisa kehidupan q di masa q yang akan datang

Kau lah penghidupan q
Yang sanggup membawaku dalam tawa diantara duka
Yang sanggup membangkitkan q dalam ketidakberdayaan q
 Kau lah punjangga hati q
Kau lah mimpi q
Mimpi yang tak akan pernah q lepas….selamanya

semua salah ku

terperangkap dalam mimpi yang aq buat sendiri
hidup yang penuh emosi...
sebentar terisi sebentar pergi

menampik kenyataan yang harusnya mati
biar sendiri namun tetap berarti

memang bukan dayaku untuk hidupnya
jemariku memang bukan untuk menggenggamnya
hatiku tak seharusnya menerima nya
apa daya otak ini selalu terbang memikirkannya

mengikuti hati...mengikuti mimpi
tak seorangpun dapat mengerti
mengetahui apa yang sebenarnya terjadi
diriku terkapar....terbaring mati

Jabatlah tangan ku dan lihat aku

Alunan musik terdengar jelas disampingku
Suara serak ku mengiringinya disertai deras suara hujan di luaran sana
Mata ku melihat ke arah kalian
Berharap suatu saat aku dapat membeli baju seperti yang kalian pakai
Berharap suatu saat aku dapat membeli makanan bergizi seperti yang kalian bawa sebagai bekal
Berharap suatu saat aku dapat berdiri sendiri yang dihormati banyak orang
…tidak kah kalian menyadari apa yang sedang ku bayangkan?

Bis kota tlah melaju setengah jalan
Lagu ku hampir usai
Ingin segera ku akhiri nyanyian ku disaat…Mata ku melihat ke arah kalian
Tatapan aneh kalian dari ujung rambut hingga ujung kakiku seolah aku tak pantas berdiri disini
Tertidur dengan tenang tanpa memberikan kesempatan padaku untuk memamerkan suara indahku......
 seperti yang aku lakukan pada teman-teman sepermainan ku

Taukah kalian…tatapanku kosong
Berharap kalian memberiku sekeping rupiah
Tapi kalian tertidur…

Barharap kalian dapat memberiku pemasukan minimal untuk ku setorkan pada “kakak-kakak”ku
Tapi kalian hanya berkata “maaf..”

Berharap kalian memberiku sedikit mimpi untuk membeli topi agar aku tak lagi kepanasan
Tapi kalian hanya berpaling muka…

Tidakkah kalian mempunyai hati barang sebiji?
Kalian lihat baju lusuhku?
Kalian mencium bau badanku?
Kalian lihat seberapa sehatkah aku?

Aku tidak pernah makan makanan bergizi, susu, telor apalah itu semua
Yang ku makan hanya belas kasih kalian
Aku tak punya daya
Orang tua ku tak semampu orang tua kalian
Papa kalian memakai jas tiap pagi
Ayahku hanya menggenakan kaus seadanya dengan mamanggul keranjang sampah
Mama kalian belanja bulanan di carefour, giant, makro dan hypermart
Sedangkan ibuku hanya tukang cuci keliling
Beraspun belum tentu ada ditiap harinya

Kalian tak mengerti karena kalian hanya memandangku sebelah mata

Selama ini kalian hanya melihatku sebagai anak jalanan yang suka bertengkar
Anak jalanan hina yang suka mabuk
Anak jalanan kampret yang suka melawan orang tua
Annak jalan bodoh yang tidak sekolah
Anak jalanan bau yang tidak pernah mandi
Anak jalanan busuk pengganggu perjalanan orang
Anak jalanan kotor yang tidak higienis

Kalian tau..kalian tlah lupa satu hal
Bahwa aku juga anak manusia
Aku sedang kelaparan
Aku belum bayar buku-buku sekolah

Bapakku penghasilan 10.000 per hari
Mamaku penghasilan 7000 perhari
Adikku tidak pernah minum susu sejak dia dilahirkan
Rumahku bocor
Lantaiku tanah..becek ketika hujan deras melanda ibu kota
Dindingku terawang..dingin ketika malam

Aku tak mempunyai selimut
Apalagi kasur empuk yang nyaman

Aku tak mempunyai kompor gas
Yang kupunya hanya kompor kayu

Aku tak mempunya lemari
Apalagi pakaian bersih yang siap kupakai

Aku tak mempunyai lampu neon 10 watt
Yang kupunya hanya lilin..yang setia menemaniku disaat aku sedang belajar

Aku tak mempunyai kamar mandi
Apalagi sabun mandi untuk membersihkan badanku dari debu jalanan

Aku tak mempunyai telephone genggam yang dapat setiap saat menanyakan kabar ayah ibuku
Apalagi listrik didalam rumah

Aku tak mempunyai sepatu yang dapat melindungi kakiku dijalanan
Yang kupunya hanya sandal jepit yang kubuat dari botol air minum

Aku jarang memakan nasi
Apalagi meminum susu
Dan aku tak seperti kalian….

Masih sanggupkah kalian menyimpan rapat-rapat koin kalian untuk anak-anak sepertiku?
Kami tak berharap 1000 bahkan 500 kami tak meminta
100 rupiahpun, kalian telah membuat kami merasa

Kalian menghargai suara dan jerih payahku…
Setidaknya kalian memberi harapan padaku bahwa “aku tidak sendiri didunia ini”

Diary Tikus-tikus Berdasi

Diriku berperang dengan dunia dan isi nya
Kebohongan dan  kemunafikan adalah makananku
Penindasan dan penipuan adalah minumanku
Kesengsaraan dan kekurangan adalah jalan keluarku
Kemerdekaan dan kekayaan adalah impianku

Diriku berperang dengan akal sehatku
Segalanya mengharuskan mereka tunduk padaku
Ancaman dan senjata adalah mainanku
Kesalahan adalah pembenaran bagiku
Kemelaratan mereka tak penting bagiku

Yang penting diriku….aman

Aku berhasil dengan caraku
Aku bahagia dengan hasil kerjaku
Aku tak merugikan tenagamu teman
Yang aku hancurkan adalah kepercayaan

Kau memilihku bukan paksaan
Kau bebas memilih yang lain
Kau memilihku bukan keinginanku
Kau masih bebas memilih mereka
Aku kaya itu urusanku
Kau melarat katakan saja pada dunia
Berteriaklah dengan kencang, jika tidak kau akan terlindas oleh setumpuk nyanyian birokrasi semu
Sebuah manajemen tai kucing yang membawa ku pada masa kejayaan
Dan aku bahagia dengan uang ku

Aku tidak peduli kau acuhkan ku
Kau telah mengirimku pada sebuah kursi emas
Aku tidak peduli dengan teriakan mu
Pilihan mu telah membawaku pada kegelapan hati…..
Dan hati nuraniku….kini telah mati

Jangan berharap pada keseimbangan
Karena mereka semua semu
Dan jangan pernah berharap pada keadilan
Karena mereka semua fiktif

Dunia tak lagi ber-otak, dunia tak lagi tersenyum
Dunia kini kejam dan kau harus mampu melewatinya
Bukan dengan keluargamu atau dengan pemimpinmu
Juga bukan dengan aku…karena aku akan membunuhmu tanpa kau tau
Tapi dengan akal pkiran dan hati nuranimu…jika kau masih memilikinya

Jika kau bersedih aku tersenyum
Jika kau menangis aku semakin tertawa
Karena mimpiku…aku harus menindas mimpimu

Sabtu, 14 Mei 2011

Lembah Abu-abu

buta mata ku buta hati ku
tertutup timbunan sampah kering dan berdebu
bernaung buih-buih kesunyian..abadi disisiku
lemah gemulai keraguan..rajai pikiranku
merah meradang emosi..racuni jiwaku

pelan-pelan kutiduri naluriku
diam sesaat namun bermakna
membisu sejenak harumkan sanubariku

kemanakah larinya senyum dibibirku?
dia ada...namun tak selalu...
kamanakah wahai ceriaku?
disini..namun tak terlihat

aku diam namun hatiku merangkai kata
aku senyum namun hatiku menghias makna
aku tertawa namun hatiku berteriak


suatu saat kan ku jelajahi hidup, menelan dunia, menggapai diri
agar temaram bulan pun tenang melihat senyumku t'lah kembali...